- "Iqbaal. Ayo pulang?" Kiki bertanya sambil menutup jendela dan mendorong beberapa kursi.
"Sepertinya nanti deh ki" aku menjawab sambil sibuk mencari dan menulis jawaban.
"Lagi ngapain sih?" tanyanya sambil berjalan menghampiri.
"Ngerjain tugas" jawabku.
"Tugas apa?"
Ku tunjuk kertas-kertas yang tergeletak diatas meja.
Kiki menarik kursi dan duduk, lalu mengambil juga membolak-balik kertas tersebut.
"Kenapa di kerjain sendiri? Ini kan tugas kelompok" tanya Kiki.
"Iyaa, tapi kalo diselesain secepatnya kan lebih baik. Kalo kamu mau pulang duluan nggak apa-apa ki. Aku selesaiin sendiri aja"
"Nggak, aku bantuin aja. Lagipula ini buat kepentingan bersama. Jadi lebih baik kerjain sama-sama" jawab Kiki seraya tersenyum.
"Makasih ya Ki" Kiki sangat bertanggung jawab sekali. Ia benar-benar pemimpin yang baik.
"Iya sama-sama"
"SELESAI!!!" teriakku.
"Iya akhirnya selesai juga ya, yaudah ayo kita pulang" ajak Kiki sambil membereskan buku-buku diatas meja.
Mungkin kalau tidak ada Kiki aku bisa berlama-lama di kelas ini. Sejak di Bandung, teman-temanku selalu mengandalkan dan menyuruhku kerja sendiri, padahal itu kan kerja kelompok. Ternyata, pekerjaan akan lebih mudah jika dikerjakan bersama-sama. Kiki baik sekali, ia benar-benar sahabat yang sangat baik.
"Ayo" jawabku sambil beranjak dari kursi.
Ternyata aku dan Kiki berlawanan arah. Jadi kami terpaksa tidak menaiki angkutan yang sama. Ia telah mendapatan angkutan terlebih dulu.
Dari kejauhan kulihat seorang anak perempuan memakai seragam yang sama denganku. Ku hampiri ia yang masih celingukan menunggu bus. Sesekali ia melirik jamnya.
"Hai" sapaku.
Ia melirik dan tersenyum.
"Sepertinya, kita dari sekolah yang sama ya?"
Ia hanya mengangguk sambil menatap seragamku.
"Kok baru pulang?" tanyaku.
"Habis latihan basket"
aku mengangguk pelan.
"Kenalin, aku Iqbaal" kuulurkan tanganku.
"Kanya" ia membalas jabatan tanganku.
"Kelas berapa?" biar kutebak, anak ini sepertinya kelas 8 juga.
"Kelas 8. Lo sendiri?"
"Aku juga kelas 8. 8A"
Anak itu berpikir sebentar, mencoba mengingat-ingat sesuatu.
"Oh, jadi lo ya yang namanya Iqbaal"
Aku tersenyum bingung, "iya. Memangnya ada apa?"
"Nggak apa-apa. Jawabnya santai" setiap kali ia tersenyum, ada sesuatu hal yang kurasakan dalam diriku.
Setelah 15 menit berbincang-bincang, akhirnya bus pun datang.
Kupersilahkan ia agar memilih tempat duduk yang ia mau.
Kuhempaskan diriku ke kursi, melepas lelah menunggu yang cukup lama.
"Rumah lo dimana?" tanyanya.
"Alam Indah. Kamu?"
"Alam Indah? gue juga disitu! dimananya?" Ia nampak terkejut.
"Oh..aku tinggal sama kakakku disini. Memangnya rumahmu di situ juga?" tanyaku balik.
"Iya. Bisa kebetulan banget ya?" ia menjawab sambil tersenyum karena kebetulan tadi.
"Eh...itu tempat..."
Matanya menatap ke jalanan. Rambutnya terurai, terkena terpaan angin. Terkadang tangannya menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. Ia murah senyum, namun cuek. Dan itu sangat membuat aku penasaran.
"Iqbaal" ia membuyarkan lamunanku.
"Ah..eh...kenapa?" jawabku gugup.
"Nggak, itu tempat gue latihan basket" ia meneruskan kalimatnya.
"Ohhh, kali-kali ajarin aku main basket ya?" pintaku.
"Boleh, ayo aja. Aku biasanya setiap hari minggu"
"Bisa diatur kok"
Tidak terasa kami hampir sampai di tempat tujuan. Kami hanya perlu jalan beberapa meter untuk sampai ke tempat penitipan sepeda.
"Kanya, aku ambil sepeda dulu ya" izinku.
"okay"
'Kring kring' aku bunyikan bel sepedaku.
"ayo naik" ajakku.
"serius? gue berat lho?" tanyanya.
Aku hanya menggeleng pelan, kemudian ia naik ke sadel sepedaku.
Sambil mengayuh sepeda, aku berbicara banyak dengannya. Entahlah, aku benar-benar merasa nyaman sekali. Tapi, satu hal yang benar-benar menjadi hal adiktif untukku adalah snyumnya. Baiklah, aku mulai tidak mengenali diriku sendiri-_-
"Rumah gue belok kanan, Baal" ia menunjukan arah. "stop di yang catnya orange ya"
ku belokkan sepedaku ke arah yang ditunjukan, dan mengantar dia sampai depan rumahnya yang bercat jingga.
"makasih banyak ya Iqbaal, kebetulan banget ya hari ini gue nggak bawa sepeda, jadi bisa bareng"
Kebetulan? iya...semua memang kebetulan.
"yaudah, aku pulang dulu ya." pamitku.
"hati-hati ya Iqbaal" ia melambaikan tangan sambil tersenyum.
Kukayuh sepedaku cepat. Sesampainya dirumah...kakak belum pulang rupanya. Ku lepas sepatuku, berganti pakaian dan mencuci tangan, kaki juga muka, segera kuhempaskan diriku diatas tempat tidur. Aku menatap langit-langit kamarku, aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Semakin lama, pandanganku menjadi gelap, secara sayup-sayup aku mulai terhanyut ke dalam mimpi.
"Iqbaal..bangun dong. Iqbaal..." seseorang menggoyang-goyangkan tubuhku sehingga aku mulai sadar dan bangun. Aku mengucek mataku, ternyata kakak.
"ada apa kak?" aku bertanya dengan mata setengah terpejam.
"udah jam setengah 5, mau maghrib, jangan tidur. Shalat dulu sana, habis itu belajar"
aku segera beranjak dari tempat tidur, mengambil air wudhu untuk sembahyang.
Setelah sembahyang, aku segera berlari ke teras. Menyalakan keran air, dan menyiram tanaman.
"Iqbaal!" seseorang memanggil namaku. Aku segera mencari sumber suara itu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
To Be Continued ^^
maaf gak asik banget yang ini, nulisnya di lappie sih-_-
@girzav ;;)
Hello Comate! welcome to our blog! disini banyak banget info dan fan fiction tentang Coboy Junior! bagi yang mau kirim cerita bisa di post di email : ffcoboyjunior@yahoo.com .
Jumat, 15 Juni 2012
KAMU (PART 2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar